Selasa 08 Jan 2019 21:08 WIB
Rep: Wisnu Aji Prasetiyo/ Red: Sadly Rachman
REPUBLIKA.CO.ID, RWANDA — Rwanda lebih unggul daripada negara-negara maju soal pemanfaatan pesawat tanpa awak atau drone dalam pengiriman barang. Pemerintah negara yang terletak di Afrika Tengah itu menggunakan drone untuk memenuhi keperluan logistik, obat-obatan, dan kantung darah di rumah sakit (RS).
Bekerja sama dengan perusahaan rintisan (startup) asal Silicon Valley, Amerika Serikat yang bernama Zipline, mereka berhasil mengirimkan lebih dari 5.500 unit darah ke area terpencil yang sulit dijangkau kendaraan biasa.
Drone yang digunakan bertipe fixed-wing. Bentuknya menyerupai miniatur pesawat dengan dua sayap yang terbentang masing-masing sepanjang 6 kaki (1,8 m). Fixed-wing drone lebih efisien dibanding drone pada umumnya yang bermodel quadcopter. Karena itu, fixed-wing drone dapat menjelajah hingga 93 mil atau hampir 150 km.
Sebelumnya, untuk mengirimkan darah, mereka membutuhkan waktu selama empat jam, sedangkan dengan layanan ini menjadi hanya 45 menit. Saat mencapai lokasi tujuan, drone akan menurunkan pasokan saat masih mengudara dengan menggunakan parasut, kemudian kembali ke basecamp.
Berikut video lengkapnya.