Selasa 29 Sep 2015 19:42 WIB

Rep: Casilda Amilah/ Red: Sadly Rachman

Gerhana Bulan Langka Pukau 'Stargazer' di Seluruh Dunia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Stargazer atau pengamat langit dan benda-benda angkasa di seluruh dunia dimanjakan dengan fenomena astronomi yang jarang terjadi saat gerhana bulan total terjadi bersamaan dengan "supermoon" atau bulan super.

Para pencinta langit ini keluar dari rumah mereka pada Minggu (27/9) tengah malam hingga Senin pagi untuk melihat bayangan Bumi menebarkan sinar kemerah-merahan pada bulan, hasil dari kombinasi langka gerhana dengan posisi bulan terdekat ke bumi dalam tahun ini.

Peristiwa angkasa ini, yang juga dikenal dengan "blood moon" terlihat di Amerika Utara dan Selatan, beberapa bagian di Eropa, Afrika Utara dan Asia Barat.

"Supermoon" adalah saat di mana bulan kelihatan lebih besar dan lebih terang dari biasanya, karena berada pada orbit terdekatnya dengan Bumi.  Karena orbit bulan tidak sepenuhnya bulat, jaraknya dari Bumi bervariasi hingga sekitar 49.900 kilometer ketika melintasi Bumi setiap 27 hari.

Pada titik terdekatnya, atau yang dikenal dengan titik perigee, posisi bulan bisa berjarak hingga 363.104 km dari Bumi. Pada titik apogee, titik terjauh, bulan berada pada jarak 406.696 kilometer dari Bumi.