Selasa 06 Jul 2010 03:12 WIB

Rep: Agung Sasongko/ Red: Sadly Rachman

Inovasi dan Perkembangan Sains Islam

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Tanda-tanda kebangkitan ilmu pengetahuan di dunia Islam mulai terlihat. Tanda-tanda kebangkitan itu tertuang dalam laporan New Scientis yang berjudul Atlas Proyek Inovasi dan Sains di Dunia Islam. Laporan ini kemudian diterbitkan oleh Royal Society London.

Dalam laporan itu disebutkan, negara-negara seperti Arab Saudi, Qatar, dan beberapa wilayah lain, akan sangat berpengaruh bagi perkembangan sains di masa mendatang. Alasannya, negara-negara islam tengah memperkuat fondasi ilmu pengetahuan mereka. 

Arab Saudi, misalnya, baru saja mendirikan Universitas Sains dan Teknologi King Abdullah, dengan biaya 20 miliar dolar AS. Sedangkan Qatar baru saja membangun Kota Pendidikan di pinggir kota Doha. Tujuh universitas terkemuka di Amerika Serikat (AS) menjadi penghuni Kota Pendidikan itu.
Sedangkan Abu Dhabi, baru saja membangun kota pertama di dunia yang sepenuhnya memanfaatkan energi terbarukan. Kota ini bisa dihuni 50 ribu orang dan menghidupi 1.500 pengusaha yang bergerak dalam bidang industri terbarukan.

Dunia Islam di masa lalu, memiliki tradisi pengembangan sains yang menganggumkan. Seiring kemunduran kekalifahan Ottoman, tradisi itu surut. Sebagai contoh, di tahun 2005, jurnal ilmiah yang diterbiktkan oleh 17 negara Arab, masih kalah banyak dibanding karya ilmiah yang dihasilkan oleh Universitas Harvard, AS. Kenyataan ini kemudian mendorong negara-negara Islam yang kaya minyak untuk mengivestasikan sebagian kekayaannya guna mengembangkan sains.

Hasilnya, kini mulai terlihat. Lembaga PBB yang mengurusi masalah kebudayaan, Unesco, melaporkan bahwa saat ini 13 negara Islam di dunia punya persentase kelulusan perempuan saintis yang lebih tinggi dibanding AS. Di Arab Saudi, kini 58 persen peserta didik adalah perempuan.

 

Courtesy by YouTube