Rabu 06 Apr 2011 16:27 WIB

Rep: Mg12/agung sasongko/ Red: Sadly Rachman

Mimpi Bersujud dan Mendengar Adzan, Parieska Memeluk Islam

REPUBLIKA.CO.ID, Hidayah datang bisa dari mana saja tanpa mengenal batasan waktu dan usia. Hal itulah yang banyak dialami para mualaf ketika mengenal Islam, termasuk diantaranya Parieska, pria keturunan tionghoa yang tinggal di Bangka Belitung. Pria kelahiran tahun 1987 ini, mengenal Islam berkat interaksi dirinya dengan masyarakat Melayu Bangka Belitung yang mayoritas Islam. Perkenalan itu dimulai ketika dirinya menginjak bangku sekolah dasar. Serupa dengan sekolah dasar negeri lain di Bangka Beliting, Sekolah negeri tempat Parieska menuntut ilmu tidaklah memberikan pilihan agama seperti layaknya yang digariskan kurikulum pendidikan dasar nasional.


Namun, berkah bagi Parieska yang kemudian berganti nama menjadi Abdullah saat memutuskan masuk Islam. Dia begitu bahagia bersosialisasi dengan teman-temannya yang Muslim. Dia tidak berkeberatan dengan status agama yang dipeluknya kala itu. Ketertarikan terhadap Islam semakin menjadi ketika Parieskan mendengar kumandang adzan magrib. Saat itulah dia terpanggil dan ingin melaksanakan ibadah shalat. Secepat kilat pula, ia mengutarakan untuk masuk Islam. Namun, usianya yang kala itu terbilang muda, banyak kerabat dan handai taulan yang mengganggap keinginan Parieska itu sebatas gurauan anak kecil.


Kemantapan hati mulai menyambut Parieskan ketika dirinya memasuki usia remaja. Pemikirannya yang terbuka mengantarkan ia membaca literatur yang berhubungan dengan agama Islam. Dia baca pengalaman orang-orang dan pembesar yang masuk Islam. Berangkat dari referensi itu, Parieska semakin termotivasi untuk mendalami Islam. Bagaimana kisah Parieska pada akhirnya memutuskan mengucapkan dua kalimat syahadat. Berikut penuturan Parieska kepada republika.co.id saat ditemui di Pesantren Pembinaan Muallaf, Annaba’ Center beberapa waktu lalu.