Selasa 26 Aug 2025 10:05 WIB
Red: Agung Sasongko
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isra*l membunuh total enam wartawan dalam sehari di Jalur Gaza, Senin (25/8/2025). Pembunuhan-pembunuhan biadab itu menjadikan hari kemarin salah satu yang paling mematikan bagi jurnalis sepanjang sejarah.
Sebelumnya, pesawat tempur Isra*l menyerang Kompleks Medis Nasser di Khan Yunis, menyebabkan 19 orang, termasuk lima jurnalis dan personel media, serta melukai puluhan lainnya.
Personel media tersebut diidentifikasi sebagai jurnalis Middle East Eye Mohammed Salama dan Ahmed Abu Aziz, fotografer Associated Press Mariam Dagga, jurnalis foto kantor berita Reuters Hussam al-Masri, dan reporter lepas Moaz Abu Taha. Ayah Miriam Dagga, Riyad Dagga, mengatakan kepada The Independent Arabic telah merawat dan mendonorkan ginjalnya kepadanya.
“Dia salah satu anak yang paling saya sayangi. Dia merawat saya dan mendonorkan ginjalnya kepada saya, dan mereka mentransplantasikannya. Dia dicintai oleh semua orang," katanya.
Kematian mereka menambah jumlah pekerja media yang menjadi sasaran dan dibunuh selama perang – setidaknya 240 orang, menurut Kantor Media Pemerintah Gaza. Jumlah tersebut termasuk sejumlah jurnalis Al Jazeera, diantaranya koresponden Anas al-Sharif, yang tewas dalam serangan Israel di Rumah Sakit al-Shifa dua minggu lalu.