Kamis 21 Apr 2022 13:31 WIB
Rep: Fernan Rahadi/ Red: Fian Firatmaja
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Sejumlah objek wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta kembali menggeliat seiring menurunnya angka Covid-19 di wilayah ini. Salah satunya adalah objek wisata Bendhung Lepen yang berada di hulu Kali Gajah Wong, tepatnya di Kampung Mrican, Giwangan, Umbulharjo, Yogyakarta.
Dari pantauan Republika, objek wisata tersebut kini telah dikunjungi wisatawan yang datang untuk melepas penat di akhir pekan. Di saluran irigasi warga yang dipenuhi ikan nila dan gurame tersebut, pengunjung juga mencuci mata melihat aliran air jernih dan ikan warna-warni yang berenang di kali.
Selain itu, terdapat juga playground untuk sarana bermain anak-anak sehingga mereka bisa menikmati suasana Bendhung Lepen sembari memberi makan ikan di kali. Cukup dengan cukup membeli pelet seharga Rp 2.000 saja, para pengunjung sudah bisa memberi makan ikan-ikan yang terdiri dari berbagai macam ukuran, dari yang kurus-kecil hingga besar dan gemuk.
Sementara itu, anak-anak muda juga bisa duduk-duduk di taman sembari menikmati udara pagi Umbulharjo yang sejuk. Di waktu sore hari, mereka bisa melihat pemandangan kali yang indah sambil menunggu waktu berbuka puasa.
Bendhung Lepen dulu merupakan saluran irigasi yang tidak sebersih sekarang. Sebelumnya, tempat ini merupakan saluran irigasi yang kumuh disertai taman desa yang tak terurus. Namun, kesadaran para pemuda akan kebersihan lingkungan mengubah kali (sungai/lepen) yang semula begitu kotor menjadi tempat wisata yang disenangi banyak orang.
Keindahan Bendung yang terletak tidak jauh dari Terminal Giwangan ini tidak lepas dari peran para pemuda Mrican, yang tergabung ke dalam Mrican Youth. Berawal dari kesadaran para pemuda yang sering nongkrong di taman desa ini, akhirnya Bendung Lepen menjadi tempat yang bersih dan nyaman seperti yang terlihat sekarang.
Pengunjung pun tak perlu membayar uang masuk untuk bisa berwisata di tempat ini. Parkir kendaraan roda dua dan roda empat pun bisa dimasukkan seikhlasnya ke dalam kotak yang tersedia.
Videografer | Fernan Rahadi
Video Editor | Fian Firatmaja