REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC -- Para ilmuwan mengumumkan the Doomsday Clock atau "Jam Kiamat". Sebuah lambang hitungan mundur ke dunia kiamat, akan diberlakukan tiga menit sebelum bencana global terjadi. Semakin singkat penetapan waktu ini, semakin besar keyakinan ilmuwan bahwa dunia menghadapi sebuah bencana global.

Dilansir VOA Indonesia, jam yang dikelola oleh organisasi Bulletin of the Atomic Scientists atau BAS, melambangkan seberapa dekat umat manusia berada pada momen penghancuran dirinya sendiri. Istilah tengah malam di sini diartikan sebagai bencana apokaliptik global atau dunia kiamat.

Meskipun tercapai kemajuan, baik lewat kesepakatan nuklir Iran maupun KTT iklim Paris, BAS mengatakan, meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan Rusia, konflik di Suriah dan Ukraina, kecurigaan dengan penyelenggaraan uji nuklir Korea Utara baru-baru ini, serta modernisasi nuklir oleh sejumlah negara, telah menghapus usaha-usaha positif yang dicapai tahun lalu.

"Kecuali kalau kita mengubah cara kita berpikir, umat manusia tetap dalam bahaya serius,'' kata Lawrence Krauss dari BAS.

Kelompok itu dibentuk pada 1945 oleh ilmuwan yang ikut mengembangkan bom atom dalam Proyek Manhattan. Dua tahun kemudian, setelah pengeboman Hiroshima dan Nagasaki, BAS merancang Doomsday Clock guna memperingatkan publik terhadap ancaman proliferasi nuklir.

Hitungan mundur paling singkat dari Jam Kiamat ini adalah dua menit pada 1953, ketika Uni Soviet menguji sebuah bom hidrogen menyusul pengujian serupa oleh Amerika.

Video Editor: Casilda Amilah