Senin 12 Oct 2015 13:22 WIB
Rep: Casilda Amilah/ Red: Sadly Rachman
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi penggalak HAM, Human Rights Watch (HRW) mengatakan jenis bom klaster buatan Rusia untuk pertama kalinya telah digunakan di Suriah utara.
Organisasi berbasis di New York itu mengatakan perkembangan itu “menimbulkan keprihatinan serius” bahwa Rusia sendiri mungkin menjatuhkan bom-bom klaster sebagai bagian dari serangan udara dua minggu ini di Suriah atau menyediakan bom-bom jenis itu kepada militer Suriah.
“Sangat mengganggu bahwa lagi-lagi jenis bom klaster digunakan di Suriah mengingat bahaya yang ditimbulkannya terhadap warga sipil selama bertahun-tahun mendatang.” Demikian kata Deputi Direktur HRW Kawasan Timur Tengah Nadim Houry. “Baik Rusia maupun Suriah tidak boleh menggunakan bom klaster, dan kedua negara itu hendaknya segera mematuhi larangan internasional” tambahnya.
Laporan HRW itu berdasarkan foto-foto yang diambil di dekat desa Kaf Halab, sekitar 15 kilometer arah barat daya dari Aleppo, yang menunjukkan sisa-sisa amunisi dan ledakan di udara yang menunjukkan bom klaster telah digunakan.