Jumat 11 Sep 2015 00:05 WIB
Rep: Casilda Amilah/ Red: Sadly Rachman
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Aktris Hollywood Angelina Jolie mengatakan hari Selasa (8/9) bahwa kelompok Negara Islam (ISIS) telah menggunakan pemerkosaan sebagai senjata perang dengan skala yang belum pernah ada sebelumnya, dan ia menyerukan aksi yang lebih besar melawan mereka yang bertanggung jawab.
Jolie, utusan khusus Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) dan aktivis melawan penggunaan kekerasan seksual dalam konflik, mengatakan bahwa ISIS menggunakan pemerkosaan sebagai "kebijakan" dan ia mendesak "respon yang sangat keras."
Ribuan perempuan dewasa dan anak-anak telah diculik, diperkosa dan dijual ke perbudakan seksual oleh ISIS sejak kelompok militan itu mendeklarasikan kekhalifahan di wilayah besar Suriah dan Irak musim panas lalu, menurut PBB dan kelompok-kelompk hak asasi manusia.
"Kelompok teroris paling agresif di dunia saat ini... menggunakan pemerkosaan sebagai titik pusat teror mereka dan cara mereka untuk menghancurkan komunitas dan keluarga," ujarnya dalam komite parlementer Inggris, Selasa.
Aktris pemenang Oscar itu, yang bergabung dengan mantan menteri luar negeri Inggris William Hague tahun 2012 untuk meluncurkan inisiatif untuk mencegah kekerasan seksual dalam konflik, berbicara tentang gadis-gadis yang ia temui di wilayah perang yang telah diperkosa.
Mereka termasuk seorang gadis Irak berusia 12 tahun yang mengatakan ia telah berulang kali diperkosa bersama teman-temannya dan dijual seharga US$40.
Sebagai bagian dari kampanye mereka melawan kejahatan seksual dalam perang, Jolie dan Hague pada 2013 meluncurkan deklarasi sumpah untuk mengejar mereka yang bertanggung jawab dan memberikan keadilan dan keamanan untuk para korban. Deklarasi itu telah ditandatangani oleh lebih dari 150 negara.
Video Editor: Casilda Amilah