Rabu 05 Jun 2013 19:27 WIB

Rep: Agung Sasongko/ Red: Sadly Rachman

Kisah Populasi Islam di Kutub Utara

REPUBLIKA.CO.ID, INUVIK--Udara dingin sepanjang tahun membuat daerah kutub utara bukanlah pilihan untuk menetap. Tak heran populasi di wilayah tersebut sangat sedikit.

Namun, dekade belakangan banyak Muslim yang menetap di wilayah kutub Utara. Mereka tersebar di tiga wilayah Kanada, seperti Nunavut, Yukon dan Nortwest Territories. Kebanyakan imigran berasal dari negara Timur Tengah dan Asia.

Yang menarik, sebelum imigran asal Timur Tengah datang lebih dahulu Islam telah menapaki tempat ini sejak lama. Peneliti Maatali Okalik Syed tengah mempelajari bagaimana Islam bisa masuk dan dianut oleh suku asli Amerika Utara. Dari penelitian yang dilakukannya, diketahui Muslim kutub Utara sudah ada sejak dulu, mereka adalah keturunan suku Inuit dan Cree.

Sayangnya belum ada organisasi resmi Islam di Arktik seperti di beberapa wilayah lain di Amerika Utara. Penduduk asli Muslim Arktik masih tersebar dan tidak terorganisir, yang terdiri dari suku Inuit dan Cree (indian arktik). Di tiga wilayah Arktik, Nortwest Territories, Yukon, dan Nunavut tidak lebih 1000 jiwa penduduk Muslim asli Inuit dan Cree.

September 2011 lalu, sebuah masjid pertama di atas Lingkaran Arktik baru saja selesai dibangun. Luas masjid yang diberinama The Midnight Sun (matahari tengah malam) ini seluas 473 meter persegi tersebut dibuat di Manitoba dan dibawa dengan jalan darat dan laut guna disusun di Inuvik, wilayah Nortwest Territories. Pada 10 November 2011 lalu Muslim Inuvik melakukan Sholat pertama di masjid ini.

Yang mejadi masalah, penetapan jadwal shalat perlu kajian tersendiri. Ini Karena, selama 24 jam sinar matahari musim panas Kutub Utara hanya muncul sebentar di siang hari di musim dingin Arktik.