Kamis 31 Mar 2011 16:08 WIB

Rep: Mg 12 / Mg 14/ Red: Sadly Rachman

Bubur Jagung yang menjaga Syariat Islam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kita tentu mengenal beberapa jenis bubur yang ada, sebut saja bubur ayam, bubur kacang hijau, bubur sumsum dan sebagainya. Namun, pernahkah anda mendengar bubur jagung? Nah, untuk liputan kuliner kali ini, tim kuliner republika.co.id menyambangi restoran yang secara khusus menyajikan bubur Jagung. Nama restoran itu adalah Aceh Jezz Bubur.

Restoran ini bisa anda temukan di kawasan Jalan Margonda Raya, Depok. Bagi anda warga Depok dan sekitarnya, bisa dengan mudah menemukannya. Apalagi tampilan warna restoran yang cenderung mencolok lantaran didominasi warna Kuning cerah kian memudahkan masyarakat yang lalu lalang untuk meliriknya.

Singkat cerita, bubur jagung ini merupakan hasil inovasi Teuku Chaidil, lelaki asal Aceh. Diawal usahanya, Chaidil menjual makanan khas Aceh yaitu Kanji RUmbi dan Bu Pedah. Namun, usahanya saat itu kuranglah diminiati. Chaidil pun beralih  usaha bubur yang konon boleh dibilang banyak peminatnya. Selanjutnya, Chaidil yang dibantu sang isteri coba melakukan eksperimen dari menu yang disajikan.

Eksperimen itu dilakukan guna menghindari kesan menu yang ditawarkan biasa-biasa saja. Walhasil, menu bubur jagung pun lahir. Rupanya hasil eksperimen Chaidil dan istri begitu diapresiasi pengunjung. Kini, menu bubur jagung boleh dibilang yang paling laris dipesan pelanggannya. Berkat kesuksesan bubur jagung, Pada tahun 2008 mereka membuka cabang di Aceh dengan menu serupa. Dan saat ini Chaidil telah membuka 2 cabang, di Margonda Raya dan Jalan Alternatif Cibubur.

Berbicara tentang konsep jualan, Chaidil mengaku coba menerapkan konsep yang berbeda. Sebagian penjual bubur mungkin menerapkan konsep makan ditempat ataupun dibungkus, sedangkan sistem yang dijalankan Chaidil lebih kepada sistem take a way (dibawa pulang). Keunikan lain yang diusung Chaidi adalah semua pegawainya laki-laki yang diseragamkan baju koko dan kopiah. Kebijakan itu sengaja dijalankan dengan pertimbangan pelaksanaan syariat Islam layaknya yang diberlakukan di daerah asal Chaidil.

Kepada republika.co.id, beberapa waktu lalu, Chaidil mengatakan sengaja menerapkan sistem take away guna menghindari tercampurnya pria dan wanita yang bukan muhrimnya. Disamping itu, Chaidil mempertimbangkan kondisi lalu lintas Depok yang rawan macet, mengingat lokasi kiosnya berada di pinggir jalan. Terkait seragam pegawainya, Chaidil menghendaki nuansa Islami mewarnai usaha bubur miliknya.

Terkait menu, Selain bubur jagung, Aceh Jezz Bubur juga menawarkan enam varian bubur yang dijamin tak kalah nikmat, yakni bubur ketan saus durian, bubur sagu, bubur jali, bubur ketan hitam, bubur kacang hijau dan bubur sumsum. Harganyapun cukup terjangkau, untuk satu mangkuk bubur dipatok dengan harga Rp 15.000 yang sudah termasuk satu botol air mineral. Kios ini buka setiap harinya mulai pukul 3 sore hingga pukul 11 malam. Saat waktu shalat,kios ditutup sementara. ke depan, Chaidil mengharapkan usahanya ini terus maju dan tentunya dengan mengedepankan syariat Islam.

 

Photo by Google