Jumat 08 Oct 2010 06:47 WIB

Rep: Agung Sasongko/ Red: Sadly Rachman

Ketidaktahuan Tentang HIV dan AIDS Momok Utama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Meski bukan pembunuh nomor satu penduduk di dunia, penyebaran HIV (human immune deficiency virus) dan AIDS (acquired immune deficiency syndrome) terus berkembang dan meluas. Data terakhir menyebutkan, angka penderita HIV dan AIDS mencapai 33,4 juta jiwa. Dari jumlah itu, hanya 5 juta jiwa yang sudah mendapatkan penanganan. Di Indonesia, penyebaran HIV dan AIDS terbilang tinggi dengan tingkat pertumbuhan 58 persen per tahunnya. Tingginya angka kasus HIV dan AIDS ditengarai antara lain karena ketidaktahuan sang penderita bahwa dia telah positif HIV dan AIDS.

Indonesian Business Coalition on AIDS (IBCA) memperkirakan ada 9 dari 10 penderita yang tidak mengetahui dirinya positif AIDS.  Country Manajer IBCA, Evodia Almawati Iswandi, dalam workshop soal HIV dan AIDS beberapa waktu lalu menuturkan kesulitan terbesar dalam menangani AIDS adalah ketidaktahuan.
.
Evolia menjelaskan HIV merupakan virus yang menurunkan dan merusak kekebalan tubuh. Akibatnya, penderitanya mudah terinfeksi penyakit lain. Serangkaian gejala akibat rendahnya kekebalan tubuh disebut AIDS.

HIV ditularkan melalui hubungan seksual, dalam darah, jarum suntik, dan ASI. Penyakit ini umumnya menurunkan sistem kekebalan tubuh dan membutuhkan waktu tahunan untuk memperlihatkan gejalanya, yaitu sekitar 5-10 tahun. Data badan PBB khusus penanganan AIDS (UNAIDS) menyebutkan penyakit ini telah menelan korban jiwa sekitar 25 juta orang di dunia sejak awal tahun 1980-an.

HIV banyak terdapat pada di darah, cairan semen, cairan vagina, dan ASI. Virus ini lemah dan tak bisa hidup bila ada di luar tubuh manusia, suhu lebih tinggi dari suhu tubuh manusia, tingkat PH  atau keasamannya beda dengan tubuh manusia, atau terkena udara.

Evolia mengatakan virus tidak bisa sembarang masuk ke tubuh manusia. Virus ini baru masuk ke dalam tubuh jika seseorang mengalami luka terbuka dan jaringan yang sangat halus (vagina, penis, anus, usus, dan lain-lain). Karena itu, bila seseorang bersinggungan dengan ODHA (orang dengan HIV/AIDS) tanpa memberikan kesempatan virus untuk masuk maka tidak akan tertular.

 

Courtesy by Youtube