Sabtu 13 Jul 2024 07:34 WIB
Red: Agung Sasongko
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seiring gletser yang terus mencair di Peru, polisi dan tim SAR berhasil menemukan jenazah pendaki yang hilang selama 22 tahun terakhir. Evakuasi jenazah pendaki tersebut dilakukan di atas ketinggian 5.200 meter, di kawasan Taman Nasional Huascarán, pada 5 Juli lalu.
Jenazah tersebut diketahui bernama William Stampfl, berkebangsaan AS, dari paspor yang masih menempel pada jenazah tersebut — lengkap dengan jaket, sepatu bot, hingga tapak pakunya. Stampfl, saat itu berusia sekitar 58 tahun, diduga tewas dalam bencana salju longsor pada Juni 2002 silam.
Stampfl saat itu tewas bersama dua rekannya, Matthew Richardson dan Steve Erskine. Jasad Erskine ditemukan tak lama setelah bencana, sementara Richardson masih hilang hingga kini. Jenazah Stampfl dapat bertahan dan tetap utuh berkat kondisi dingin ekstrem di sana yang bisa mencapai -19°C saat malam hari.
Menurut penjaga dan risk assessor taman nasional, Edson Ramirez, massa gletser terus menyusut dalam 10 tahun terakhir. Peristiwa serupa juga terjadi di Gunung Everest, beberapa bulan belakangan.
Menipisnya es akibat perubahan iklim membuat ratusan jenazah pendaki, beserta sampah-sampah, mulai terlihat di gunung tertinggi di dunia tersebut. Tim penyelamat pun mengevakuasi jenazah-jenazah tersebut, dan membawa turun ribuan kilogram sampah dari atas Everest.