Rabu 19 Jun 2024 14:38 WIB

Red: Agung Sasongko

Rahasia Sang Penghuni Surga

REPUBLIKA.CO.ID,Diriwayatkan dari Syaddad bin Aus. Dalam hadits ini, Nabi Muhammad SAW bersabda:

 

مَنْ قَالَهَا مِنْ النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِيَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَمَنْ قَالَهَا مِنْ اللَّيْلِ وَهُوَ مُوقِنٌ بِهَا فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ

"Jika bacaan istighfar ini diucapkan pada waktu siang hari dengan penuh keyakinan, lalu yang bersangkutan meninggal dunia di hari itu sebelum waktu sore, maka masuk golongan ahli surga. Sedangkan apabila membacanya di waktu malam hari dengan penuh keyakinan, lalu meninggal dunia sebelum masuk waktu pagi, maka ia juga termasuk golongan ahli surga."

 

Bacaan istighfar paling utama sesuai sunnah Nabi SAW yang bisa dibaca, yang didasarkan pada hadits tersebut, adalah sebagai berikut:

 

 اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ

 

Latin:

Allahumma anta rabbi laa ilaaha illa anta kholaqtani wa ana 'abduka wa ana 'ala 'ahdika wa wa'dika mastatho'tu a'uudzu bika min syarri maa shona'tu abuu'u laka bi ni'matika 'alayya wa abuu'u laka bi dzanbii faghfirlii fa innahu laa yaghfirudz-dzunuuba illa anta.

 

Terjemahan:

"Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku menetapi perjanjian-Mu dan janji-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui dosaku kepada-Mu dan aku akui nikmat-Mu kepadaku, maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau." (HR Bukhari)

 

Dalam bacaaan istighfar tersebut, ada lafadz yang berarti "aku akui nikmat-Mu kepadaku, maka ampunilah aku". Artinya, ketidaktaatan seorang hamba yang telah dilakukan bukan untuk mengingkari nikmat Allah yang diberikan kepadanya, melainkan karena nafsu dan ketidaktahuannya.