Kamis 16 May 2024 19:00 WIB
Red: Agung Sasongko
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Slovakia, negara di Eropa tengah, geger usai orang nomor satu di pemerintahannya ditembak beberapa kali oleh pria tak dikenal, Rabu (15/5).Setelah sempat kritis dan menjalani operasi, Perdana Menteri Robert Fico dilaporkan sudah stabil, tapi dalam kondisi 'sangat serius', kata Wakil Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan Robert Kalinak, pada Kamis (16/5).
Polisi belum mengungkap motif dan nama pelaku. Meski demikian, menteri kabinetnya menyebut 'motif politik'. Insiden ini terjadi hanya selang sebulan setelah pemilu presiden — yang dimenangi sekutu Fico, Peter Pellegrini. Fico — yang telah menjabat PM empat kali — mengamankan kursi pemerintahan setelah partainya menang pemilu pada Oktober lalu.
Terakhir, ia mundur pada 2018 di tengah demo massal. Warga saat itu memprotes korupsi besar yang terkuak dari skandal pembunuhan jurnalis investigatif. Sempat pro-Eropa dan sejalan dengan negara-negara barat, tokoh sayap kiri tersebut kini dipandang lebih condong populis dan pro-Rusia. Sejak kembali berkuasa, Fico telah mengubah beberapa kebijakan: menyetop pengiriman senjata ke Ukraina, berupaya meringankan hukuman koruptor dan menutup kantor jaksa khusus, serta ingin merombak media penyiaran publik RTVS.
Namun, sejumlah kebijakannya itu juga tuai demo besar. Kebijakannya terkait media dikhawatirkan dapat melemahkan kebebasan dan independensi pers. Menurut Reuters, ia juga dikenal kritis terhadap pers Slovakia, dan enggan bicara dengan media tertentu. Pascapenembakan, anggota partai Fico, Lubos Blaha, menyalahkan pihak oposisi.
"Anda, media liberal, dan politisi progresif, patut disalahkan. Robert Fico sekarang sedang mempertaruhkan nyawanya karena kebencian Anda," tuding Blaha.