Jumat 30 Aug 2013 13:00 WIB

Red: Sadly Rachman

35 Tahun Eksistensi BPPT untuk Bangsa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) baru saja mengadakan beberapa rangkaian acara penting dalam rangka peringatan HUT ke 35 instansi tersebut. Diantaranya adalah Pameran BPPT, Temu Iptek Pelajar, Bincang Iptek BPPT bersama wartawan dan mahasiswa, Penganugerahan Bacharuddin Jusuf Habibie Technology Award (BJHTA) dan pemberian gelar Anugerah Perekayasa Utama Kehormatan tahun 2013.

Pameran BPPT dilaksanakan pada hari Selasa hinga Kamis (20-22/8). Pada pameran ini BPPT menampilkan beragam alat dan produk hasil penelitian dan rekayasanya, seperti alat pembaca (card reader) e-KTP, pesawat udara nir awak (UAV) dari jenis sriti, wulung dan alap-alap. Lalu juga beberapa produk kesehatan seperti obat herbal dan kosmetik serta masih banyak lagi.

Selain pameran, BPPT juga mengadakan penganugerahan gelar Bacharuddin Jusuf Habibie Technology Award (BJHTA) untuk yang ke-6 kalinya. BPPT beralasan menggunakan nama BJ Habibie sebagai bentuk penghormatan kepada pendiri BPPT itu. "Penggunaan nama BJHTA adalah untuk menghormati usaha pak Habibie dalam mendorong kemajuan teknologi di Indonesia. Kita sudah tahu bersama sejak tahun 1974 sampai jadi Wakil Presiden dan Presiden RI ketiga,  Pak Habibie tidak henti-hentinya mendorong kemajuan teknologi. Beliau juga pernah menjabat Menristek/Kepala BPPT yg pertama, juga sebagai founding father dari BPPT," papar Dr. Ir. Marzan A. Iskandar selaku Kepala  BPPT.

Pada penganugerahan kali ini, BJHTA di sematkan pada Dr. Ir. I Gde Wenten M.Sc. Wenten diberikan BJHTA ini karena dianggap berhasil menemukan pompa tangan pemurni air yang menggunakan teknologi membran bernama IGW Emergency Pump.

Selanjutnya pada Senin (26/8), terdapat acara penganugerahan Perekayasa Utama Kehormatan tahun 2013 yang di berikan kepada Ir. M. Hatta Rajasa. Menko Perekonomian ini, dianugerahi gelar ini karena dianggap berjasa dalam menetapkan kebijakan pembangunan ekonomi nasional yang berbasis pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia yang berdaya saing dan ditopang penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Gagasan itu dituangkannya dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025 atau MP3EI. Dimana salah satu pilarnya adalah percepatan kemampuan sumber daya manusia dan Iptek nasional.
Dalam kesempatan itu Hatta juga mengungkapkan teknologi adalah salah satu faktor penting dalam pembangunan perekonomian. "Tidak ada negara yang maju di dunia yang tidak melakukan pendekatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kedepan ekonomi akan lebih banyak di dominasi oleh peran teknologi," pungkasnya. (Adv)