Kamis 15 Feb 2018 19:02 WIB
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Sadly Rachman
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sebagian besar perokok yang turut (kini) memakai vape meyakini barang elektrik yang mereka gunakan bisa menghilangkan kecanduan merokok. Ternyata, fakta menemukan jika penelitian itu belum pernah dilakukan kepada manusia, dan baru diterapkan ke hewan tikus.
Guru Besar Kesehatan Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Yayi Suryo Prabandari menekankan, vape merupakan bentuk lain atau turunan rokok yang diekstrasi dari tembakau. Walau banyak yang mengklaim itu tidak mengandung nikotin, kajian ilmiah tetap menemukan zat-zat racun.
Namun, ia membenarkan kalau zat-zat racun yang terkandung dalam vape lebih sedikit dari rokok. Walau di Inggris sebagian orang memang menggunakan vape sebagai jembatan berhenti merokok, tapi ia merasa pendekatan itu tidak tepat untuk dilakukan.
Berikut video lengkapnya.