Kamis 25 Feb 2016 17:26 WIB
Rep: Casilda Amilah/ Red: Sadly Rachman
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Media sosial Facebook telah menghapus sejumlah unggahan yang dianggap menyudutkan LGBT. Untuk masyarakat yang biasa menjadikan Facebook sebagai medan dakwah, penulis Asma Nadia mengatakan perlu cara yang lebih halus dan santun agar tidak dianggap menyerang.
Seperti diketahui, Facebook berasal dari Amerika dan memiliki kiblat yang jelas sehingga ia menuturkan, "Kita berada di rumah yang salah dan di luar dari kuasa, maka terjadi pemblokiran."
Meski begitu, menurut dia, Facebook masih bisa menjadi tempat dakwah, tapi dengan cara yang cerdas. Misalnya, dengan menghindari penyebutan LGBT atau mengganti kata homoseksual dengan penyimpangan. Ini dilakukan agar tidak terdeteksi.
Penulis Assalamualaikum, Beijing! ini berharap pemerintah bisa melakukan komunikasi dengan Facebook. Menurut dia, aturan-aturan Facebook seharusnya menjadi hal lain ketika di Indonesia. Setiap tanah memiliki adat istiadat yang dijunjung dan nilai-nilai sendiri. Asma mengatakan, seharusnya Facebook memberikan kebebasan karena budayanya berbeda.
Namun, jika Facebook tetap memblokir, Asma menuturkan, masih ada sarana lain untuk berdakwah, seperti blog, Youtube, dan media sosial lainnya.
Video Editor: Casilda Amilah