Sabtu 17 Oct 2015 02:02 WIB

Rep: Casilda Amilah/ Red: Sadly Rachman

Konsumsi Daging Anjing di Indonesia Masih Tinggi?

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Warung makan di tanah air, pada umumnya menyediakan menu daging kambing atau sapi, namun di Yogyakarta ada warung-warung yang juga menyajikan daging anjing dalam menu mereka. 

Sejumlah warung menyebutnya dengan tongseng jamu, karena dianggap punya khasiat menyehatkan badan. Ada ratusan warung semacam ini di Yogyakarta, yang biasanya mulai buka di saat sore hingga dini hari. 

Kebiasaan mengonsumsi daging anjing oleh sebagian masyarakat Indonesia kini sedang menjadi kontroversi. Organisasi perlindungan hewan, Animal Defenders Indonesia menyebut aktivitas ini tidak berperikemanusiaan. Apalagi, dalam proses penyiapannya, anjing diperlakukan tanpa perasaan sedikitpun.

Animal Defender Indonesia terus melakukan kampanye penyadaran untuk menghapus anjing dari daftar menu makanan di Indonesia. Apalagi, tingkat konsumsinya saat ini masih sangat tinggi. Di Jakarta saja, dalam seminggu setidaknya ada seribu anjing yang masuk dari berbagai daerah, terutama Jawa Barat. Anjing-anjing ini sebagian datang dari peternakan, namun ada pula yang dicuri dari pemiliknya atau ditangkap dari hutan.

Indonesia, Korea Selatan, Vietnam, Cina, dan Philipina adalah sejumlah negara di dunia yang masyarakatnya masih gemar mengonsumsi daging anjing. Di Indonesia, sekitar 225.000 ekor anjing dibunuh setiap tahunnya untuk dikonsumsi.