Rabu 22 Apr 2015 12:40 WIB
Rep: Casilda Amilah/ Red: Sadly Rachman
REPUBLIKA.CO.ID, BINTARO -- Momen bersejarah Konferensi Asia Afrika (KAA) menginjak usia ke-60 tahun. Sayangnya, peran umat Islam pada saat itu kurang terdengar dan tak menjadi sorotan. Salah satu saksi sejarah KAA, Kafrawi Ridwan menyayangkan dalam peringatan 60 tahun KAA ini tidak ada yang menyinggung peran dari sebuah organisasi Islam di masa itu.
Konferensi Asia-Afrika yang diselenggarakan di Bandung pada tahun 1965 ternyata ikut melahirkan sebuah organisasi islam bernama Organisasi Islam Asia Afrika atau OIAA. Sejumlah tokoh Islam ikut berperan dalam berdirinya organisasi ini, seperti ketua MPRS Idham Cholid, Ketua DPR-GR Achmad Syaikhu, Menteri Agama periode 1962-1967 Saifuddin Zufri, dan Rektor IAIN Toha Yahya.
Organisasi ini berdiri dengan tujuan untuk menjalin ukhuwah silaturahim antar negara Islam Asia-Afrika. Achmad Syaikhu dipercaya menjadi Presiden Dewan Pusat OIAA. Sementara Kafrawi Ridwan menjabat sebagai Sekretaris Jenderal OIAA.
Dalam kegiatannya, OIAA pernah melakukan konsolidasi dengan mengunjungi beberapa cabang diberbagai negara seperti Mesir, Lebanon, Irak, Yordania, Iran, Saudi Arabia, Syiria, dan Pakistan. Pada kunjungan tersebut, para petinggi OIAA bertemu dengan sejumlah pimpinan negara. Kafrawi sendiri ditugaskan menulis pidato dalam bahasa Arab dan Inggris. Ia mengaku pada saat itu OIAA adalah organisasi yang diakui oleh banyak negara.
Sayangnya nama OIAA tidak lagi terdengar saat Kafrawi kembali ke tanah air, selepas Ia menyelesaikan pendidikannya di Kanada. Bahkan, catatan mengenai OIAA sudah tidak ada. Ia menilai dalam keadaan dunia Islam saat ini, OIAA bisa berperan penting. Oleh karena itu sangat disayangakan jika tidak ada yang meneruskan.
Videografer & Video Editor: Casilda Amilah