Rabu 05 Jun 2024 14:08 WIB

Red: Agung Sasongko

Cerita Perempuan Desa di Aceh Jadi Penjaga Hutan

REPUBLIKA.CO.ID,Sekelompok perempuan di Desa Damaran Baru, Timang Gajah, Provinsi Aceh, dengan sukarela menjadi penjaga hutan untuk memerangi pembalakan liar dan penjarahan sumber daya alam di hutan sekitar desa mereka. Pada tahun 2015, hujan lebat memicu banjir bandang di desa tersebut, dan memaksa ratusan warga untuk mengungsi.

Ketika air surut, seorang warga desa bernama Sumini pergi ke hutan, dan menemukan daerah aliran sungai telah dipenuhi batang-batang kayu yang ditebang secara ilegal. Sejak kejadian tersebut, Sumini tergerak untuk mulai beraksi menjaga hutan dari pembalakan liar.

“Sebagai seorang wanita, (saya berpikir) apa yang bisa saya lakukan. Apakah harus diam saja?” kata Sumini.

Sumini dan sejumlah perempuan desa lainnya banyak mendapatkan penentangan saat pertama kali membentuk kelompok tersebut. Namun, kemudian mereka dibantu oleh Yayasan Hutan, Alam, dan Lingkungan Aceh — tempat Sumini bekerja — untuk dapatkan izin resmi.

Pada Januari 2020, kelompok tersebut mulai lakukan patroli resmi pertama mereka. Ketika mereka melihat orang tak dikenal di dalam hutan, mereka akan mengingatkan orang tersebut tentang pentingnya hutan bagi desa, dan memberikan benih untuk ditanam.

Sumini dan kelompoknya tak pernah membawa senjata, kecuali pisau besar yang mereka gunakan untuk menerobos semak belukar saat masuk ke dalam hutan. Sejak mereka aktif menjadi penjaga hutan, dilaporkan telah terjadi penurunan kasus deforestasi di kawasan tersebut. Dampak positif itu memotivasi mereka untuk mewariskan kegiatan penjaga hutan kepada generasi mendatang.