Kamis 23 May 2024 10:45 WIB
Red: Wisnu Aji Prasetiyo
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Turbulens bisa jadi mimpi buruk banyak kru dan penumpang pesawat, termasuk penerbangan Singapore Airlines SQ321 rute London-Singapura yang tergoncang parah setelah terbang 10 jam lamanya.
Setelah insiden goncangan di atas Myanmar tersebut, pesawat langsung mendarat darurat di Bandara Suvarnabhumi, Bangkok, Thailand, pukul 15.45 waktu setempat. Platform pelacakan penerbangan Flightradar24 menyebut adanya badai petir 'parah' di wilayah udara saat kejadian, senada dengan layanan cuaca AccuWeather.
Pakar pun menilai ada faktor lain insiden ini. 'Clear-air turbulence', yang tak kasat mata dan tak terdeteksi secara virtual, kemungkinan menghantam pesawat secara tiba-tiba. Pakar keselamatan penerbangan dan asosiasi pramugari lantas mengingatkan pentingnya mengenakan sabuk pengaman setiap saat duduk di bangku pesawat, terlepas nyala-padamnya lampu indikator sabuk pengaman.