Selasa 09 Feb 2016 22:46 WIB
Rep: Casilda Amilah/ Red: Sadly Rachman
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peluncuran terbaru roket jarak jauh oleh Korea Utara menimbulkan kekhawatiran Amerika dan sekutunya bahwa negara komunis itu terus bergerak maju dalam program rudal balistiknya.
Dilansir VOA Indonesia, Presiden Korea Selatan Park Guen-hye dengan cepat mengutuk peluncuran itu. Ia mengatakan Korea Utara mengabaikan peringatan komunitas internasional dan telah melakukan provokasi yang tidak bisa diterima dengan meluncurkan rudal jarak jauh setelah melakukan ujicoba nuklir keempat.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe juga mengecam keras peluncuran roket itu. Abe mengatakan pihaknya akan merespon dengan tegas, berkoordinasi erat dengan komunitas internasional.
Sementara di Markas Besar PBB di New York, Duta Besar Amerika Samantha Power menyerukan respon internasional yang keras. Power mengingatkan kalau tidak ada respon keras dan tegas dari komunitas internasional, Korea Utara akan terus menimbulkan ketegangan.
"Percepatan pembangunan program nuklir dan rudal balistik Korea Utara merupakan ancaman serius bagi perdamaian dan keamanan internasional, tidak hanya negara-negara tetangga Korea Utara tetapi juga seluruh dunia."
Korea Utara berkeras peluncuran itu misi antariksa yang damai. Tetapi adanya pelanggaran peraturan internasional menimbulkan pertanyaan mengenai tujuan misi antariksa itu. Sanksi PBB melarang Korea Utara melakukan ujicoba nuklir atau melakukan peluncuran dengan menggunakan teknologi rudal balistik.
Video Editor: Casilda Amilah