Ahad 27 Dec 2015 12:52 WIB

Red: Sadly Rachman

Kaitkan Teror Paris untuk Tumpas Muslim Uighur, Cina Akan Pulangkan Wartawati Ini

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Wartawan Prancis yang bekerja di Cina mengatakan, pemerintah Cina telah memerintahkan dirinya meninggalkan negara itu dalam waktu seminggu, menyusul laporan yang dibuatnya tentang etnis minoritas Muslim Uighur.

Ursula Gauthier, koresponden di Beijing untuk mingguan L’Obs, mengatakan Kementerian Luar Negeri Cina tidak memperbaharui kredensial persnya, yang akan kadaluwarsa pada akhir Desember, kecuali kalau dia bersedia menarik kembali laporannya secara publik.

Dilansir voaindonesia, Gauthier menerbitkan laporan bulan lalu yang mengatakan Cina mempergunakan serangan teroris di Paris baru-baru ini sebagai alasan penumpasan terhadap Muslim Uighur di Cina Barat Laut.

Pejabat Cina mengatakan, artikel itu menghujat kebijakan pemerintah, dan beberapa kolom opini di media pemerintah mengecam laporan itu.
L’Obs membela korespondennya, dalam sebuah kolom opini, dikatakan pengusiran Gauthier merupakan sebuah ‘insiden besar’ antara Cina dan Prancis.

Pejabat Prancis minta penguasa Cina untuk membatalkan keputusan itu. Kementerian Luar Negeri Prancis Jumat (25/12) mengatakan, pihaknya menyesalkan bahwa visa Gauthier tidak diperbaharui oleh Beijing.

Pejabat Perancis itu mengatakan, ‘Perancis mengingatkan semua pihak betapa pentingnya buat jurnalis agar bisa bekerja di mana saja di dunia.’