Kamis 01 May 2014 00:03 WIB
Red: Agung Sasongko
REPUBLIKA.CO.ID, HANDIL -- Wajah ladang minyak dan gas (migas) Handil, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur berubah seiring bertambahnya usianya yang sudah mencapai angka 40 tahun. Sesuai bila menyebut matahari yang terang benderang pada akhirnya tenggelam. Satu siklus kehidupan yang tak terhindarkan.
Melihat lebih dekat, ladang Handil terlihat bangunan kokoh di dekat muara Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Bersama Bekapai, Handil merupakan ladang minyak dan gas berusia tua. Pengelolaannya kini berada ditangan Total E&P Indonesia, perusahaan migas dari Prancis.
Di awal penemuannya, Handil sempat merasakan kejayaan produksi migas yang mencapai 194.000 barel per hari pada tahun 1977. Angka yang menjadi simbol kehebatan Indonesia sebagai negara eksportir gas kala itu. Kini, jumlah produksinya menyusut hingga sepersepuluh yakni rerata 17 ribu barel per hari.
Sujud Sudjarwaji, Site Manager CPA Handil, Total E&P Indonesie, mengungkap saat ini ada terdapat 65 gugusan sumur yang terbagi menjadi dua kategori yakni 144 sumur hidup dan 446 sumur mati. Untuk sumur hidup, sekitar 17 sumur produksi migasnya mengalir alami. Sisanya, 91 sumur produksi migas angkut buatan, 8 sumur produksi air dan 28 sumur injeksi air.
Voice Over : Fian Firatmaja
Video Editor : Kingkin Jiwanggo