Puasa Syawal, Apakah Sebaiknya 6 Hari Berturut-Turut?

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil

Ahad 23 Apr 2023 20:09 WIB

Hidangan berbuka puasa syawal (Foto: ilustrasi) Foto: www.pixabay.com Hidangan berbuka puasa syawal (Foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Puasa enam hari di bulan Syawal adalah salah satu sunnah Nabi Muhammad SAW. Namun kerap kali sebagian Muslim bertanya-tanya, mana yang terbaik apakah puasa enam hari berturut-turut ataukah puasa dengan jumlah enam hari dalam bulan Syawal?

Pertanyaan semacam itu juga diterima oleh Akademi Riset Islam Al Azhar Kairo Mesir, yang kemudian dijawab oleh komisi fatwa, seperti dilansir laman Masrawy.

Baca Juga

Jawaban tersebut mengawali pembahasannya dengan mengutip hadits Nabi Muhammad SAW: "Siapa yang melakukan puasa Ramadan, kemudian diikuti dengan puasa 6 hari Syawal, maka puasa tersebut seperti puasa sepanjang masa." (HR Muslim)

Terhadap hadits tersebut, sebagian ulama, termasuk Imam Syafi'i, berpendapat bahwa puasa Syawal disunnahkan untuk dilakukan tepat setelah hari raya Idul Fitri. Artinya, puasa Syawal itu langsung disambung sesudah hari raya Idul Fitri, yakni pada 2 Syawal.

Persoalannya kemudian, yakni apakah sebaiknya dilakukan secara berturut-turut atau memisahkan hari puasanya.

Imam An Nawawi berpendapat, bahwa disunnahkan melaksanakan puasa sebanyak 6 hari di bulan Syawal, dan melakukannya secara beturut-turut itu lebih baik. Hal ini tercantum dalam kitab Minhaj al Thalibin wa 'Umdah al-Muftin

Sementara itu, Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa puasa sebanyak 6 hari di bulan Syawal lebih baik dilaksanakan secara terpisah-pisah, karena khawatir masyarakat awam akan mengira itu adalah bagian dari puasa yang dipaksakan.

Pendapat tersebut ada dalam kitab Maraqi Al Falah bi Imdaad Al Fatah: Syarah Nur Al idah Wa Najat Al Arwah.

Berdasarkan hal tersebut, seorang Muslim boleh melaksanakan puasa 6 hari di bulan Syawal, baik dengan berturut-turut maupun terpisah.