REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini, bisa dikatakan manusia hidup di era budaya yang serba sensasional (sensing culture). Mereka hanya menjadikan sensasi diri atau kelompoknya sebagai satu-satunya parameter dalam melihat realitas.

Ketua Majelis Tabligh Pengurus Pusat Muhammadiyah, Ustaz Fathurrahman Kamal menjelaskan, jika seseorang larut dalam suasana seperti itu, maka ia akan tenggelam dalam suasana yang tidak pernah berempati kepada siapapun.

Psikologis semacam itu meningkatkan xenopobhia yaitu perasaan benci, takut, atau kebencian pada yang serba asing dan rasisme di tengah-tengah masyarakat.

Video Kreator | Fakhtar Khairon Lubis