Kamis 28 Nov 2013 03:00 WIB

Red: Agung Sasongko

Muslim Angola Ditindas

REPUBLIKA.CO.ID, LUANDA -- Tindakan ekstrem dilakukan pemerintah Angola terhadap umat Islam. Angola, menjadi negeri Afrika pertama yang memiliki kebijakan menghancurkan masjid.

Menteri Kebudayaan Angola, Rosa Cruz e Silva, mengatakan tindakan itu diperlukan guna melawan munculnya jamaah yang bertentangan dengan kebudayaan Angola.  "Proses legalisasi kebijakan ini belum setujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Sebelum itu diteken,  semua masjid ilegal ditutup," kata dia seperti dilansir onislam.net, Rabu (27/11).

Kebijakan itu tak hanya berlaku untuk kalangan umat Islam saja, tetapi juga umat agama lain. Sayangnya, meski berizin belum tentu tempat ibadah tersebut akan terhindar dari kebijakan ini.

Komentar keras macam ini bukan kali pertama terlontar di kalangan pejabat Angola. Sebelumnya, Presiden Angola Jose Eduardo dos Santos, mengatakan kebijakan penutupan masjid akan menjadi akhir dari pengaruh Islam di Angola. Gubernur Provinsi Luanda, Bento Bento juga mengatakan Muslim tidak diterima di Angola dan pemerintah belum siap legalisasi masjid.

Nada protes dilontarkan Uni Ulama Muslim Internasional (IUMS) terkait situasi Angola. Mereka menyerukan PBB agar melindungi hak minoritas Muslim guna mempraktikan agama mereka secara bebas.
"Kami pikir kebijakan itu tidak adil dan intoleran," kata dia.

Kepada dunia Islam, IUMS juga menyerukan agar terlibat dan membantu umat Islam Angola. "Kami sudah mendengar kabar itu, memang kami terkejut soal ini. Yang pasti, OKI dan menteri luar negeri dari dunia Islam akan bersikap ," kata Khalid ben Abdel-Rahman El-Shaye, asisten Sekjen OKI.

 

Footage        : Youtube

Video Editor  : Kingkin Jiwanggo