Selasa 14 Jun 2011 14:57 WIB

Rep: Agung Sasongko/ Red: Sadly Rachman

Gerakan Radikalisme Harus Disikapi Serius Atas Pemahaman Teks Keagamaan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pemahaman teks keagaman perlu diintensifkan. Sebab, pemahaman teks acapkali menjadi senjata bagi kelompok radikal dalam menggerogoti stabilitas negara.

Wakil Ketua Lembaga Pendidikan Maarif PBNU, Masduki Baidlowi, gerakan radikalisme harus disikapi serius. Utamanya, melalui pembinaan kepada umat atas pemahaman teks keagamaan.

Menurutnya, persoalan yang menyeruak dari kehadiran kelompok radikal adalah distorsi pemahaman teks keagamaan. Sebagai contoh, distorsi terhadap istilah jihad. Oleh kelompok radikal, jihad dipahami sebagai perintah bagi tiap Muslim. Padahal, sejumlah literalur Islam menegaskan hukum jihad adalah wajib bagi sebagian umat, terutama mereka yang mampu.

Karena itu, menurut dia, Langkah pembinaan umat tak bisa diabaikan. NU sendiri, konsolidasi internal mulai diintensifkan kembali. Terutama pada lembaga maarif, pesantren, lembaga dakwah, dan ekonomi misalnya akan menjadi tugas rumah mendesak.